Siapa
hayo yang belum tahu tumbuhan ajaib yang satu ini? Mungkin tidak sedikit orang yang
masih awam akan manfaat dari tumbuhan ini dan bahkan menganggap sebagai rumput liar tanpa manfaat. Sirih cina atau nama keren binomial nomenclaturenya Peperomia pellucida ini, merupakan salah
satu tumbuhan liar yang biasa menempel di bebatuan lembab. Peperomia pellucida juga dikenal dengan banyak nama di
Indonesia, beberapa diantaranya yaitu sirih cina, tumpang air, tumpang angin, suruhan,
lada tua, dan saladaan.
(Nih foto sirih cina yang ku ambil di bata-bata
lembab belakang rumah)
Sirih cina merupakan
tanaman obat herbal yang kaya manfaat. Sirih cina secara tradisional telah
dimanfaatkan sebagai obat dari beberapa penyakit mulai dari penyakit ringan
sampai penyakit berat. Sirih cina dapat mengobati penyakit gangguan pencernaan
(seperti sakit perut, diare, disentri), penyakit kulit ( seperti bisul,
jerawat, radang kulit, kudis, campak, dll), gangguan neurologis, sakit kepala, asam
urat, reumatik, abses, hemoroid (wasir/ambeien), penyakit ginjal, gangguan
saluran pernapasan termasuk asma, dematitis, kelumpuhan, jantung, hipertensi, penurun
kolestrol darah, mempercepat penyembuhan luka dan masih banyak lagi. Berdasarkan International Research Journal Pharmacy dari Amarathunga dan Kankanamge (2017), sirih cina
ini juga telah diselidiki secara luas sebagai sumber senyawa aktif farmakologis
alami seperti antikanker, antimikroba, antiinflamasi, antipiretik, analgesik, antidiare, antihipertensi, dan antioksidan. Siapa
sangka tanaman liar satu ini kaya akan kandungan senyawa yang dapat
menyembuhkan banyak penyakit.
Tumbuhan ini masih
sangat sering dijumpai di daerah pedesaan. Namun sayang banyak masyarakat desa
yang masih belum mengetahui manfaat tumbuhan ini. Sebenarnya jika bisa
dimanfaatkan dan diolah dengan baik, tumbuhan ini dapat dikomersialkan dan
pastinya akan dapat mengangkat perekonomian masyarakat pedesaan ya. Misal melalui
upaya pemberian pelatihan masyarakat tentang pemanfaatannya dan kerjasama dengan
para farmakolog (hmm jiwa bakulanku keluar gais wkwk). Ngomongin jiwa bakulan
(bahasa jawa dari dagang), btw aku anak lulusan agribisnis. Tidak pernah
berkabar di blog selama 5 tahun karena emang jiwa kemageran sangat kuat hehe
(curhat). Eh maafkeun topiknya kok jadi melenceng gini sih ya. Kapan-kapan aja
deh ya ku bahas di blog lebih spesifik tentang latar belakang pendidikanku dan
kehidupannya wkwk.
Balik lagi ke topik
awal yuk. Sirih cina dapat dikonsumsi dalam keadaan segar, kering dan diolah/dimasak. Berdasarkan hasil penelitian dari jurnal ilmiah sains Sitorus, E.,
dkk (2013), kandungan sirih cina yang dikeringkan memiliki kandungan
antioksidan yang lebih banyak dibandingkan sirih cina yang masih segar. Hal ini
dikarenakan semakin sedikit kandungan air pada tumbuhan sirih cina, maka
kandungan antioksidannya akan semakin banyak. Selain itu dalam penelitiannya
juga disebutkan bahwa sirih cina yang dipanaskan juga memiliki antioksidan yang
lebih tinggi daripada yang tidak dipanaskan. Berdasarkan hasil tersebut maka
dapat disimpulkan sirih cina yang dimasak akan semakin baik untuk
dikonsumsi. Nah berarti sirih cina yang udah dikeringkan lalu direbus/diseduh lagi
buat diminum, antioksidannya plus plus dong ya (eh gitu gasih?).
Sirih cina ini bisa
dimakan/dikonsumsi sebagai lalapan, tumis, air rebusan untuk diminum airnya dan
mungkin masih banyak kreasi olahan makanan lainnya. Emm gimana rasanya ya? Rasanya
(katanya) krenyes-krenyes mirip mint semriwing gitu dan baunya seperti daun sirih asli
namun tidak terlalu strong. Hehe aku
sendiri walaupun wong ndeso disekitar
rumah banyak dijumpai, masih belum berani coba gais karena baunya yang mirip
daun sirih beneran (hm payah). But next time bakal wajib dicoba sih menurutku
(masih mengumpulkan nyali), karena emang banyak sekali manfaatnya. Katanya lagi nih kalau sirih cinanya direbus bau sirihnya akan pudar. Manfaat-manfaat tanaman sirih cina
ini tidak sebatas yang aku tulis di blog ini loh ya temen-temen. Banyak banget
jurnal-jurnal penelitian dan artikel di internet yang membahas lebih detail dan
akurat serta terpercaya hehe. Silahkan explore lebih luas yaaa, semoga
tulisanku bermanfaat. See you in the next my article... JJJ
Tumis Sirih Cina (pic from
google)
DAFTAR PUSTAKA
Sitorus, E., L. I. Momuat, D. G. Katja. 2013.
Aktivitas Antioksidan Tumbuhan Suruhan. Jurnal
Ilmiah Sains, 13 (3) : 81-84
Amarathunga,
S. U. Kankanamge. 2017. A Review on Pharmacognostic, Phytochemical and
Ethnopharmacological Findings of Peperomia
pellucida (L.) KUNTH : Pepper Elder. International
Research Journal Pharmacy, 8 (11) : 20.